Begini
ceritanya...
Ada
seorang remaja bernama rezqi, ia berasal dari rangkas bitung pedalaman. Ia
bertekat untuk mencari kerja di jakarta agar ia bisa membantu keluarga. Singkat
cerita, bekerja lah ia di warnet . bukan sebagai operator tapi sebagai cleaning service.
Maklum, ijazah hanya lulus smp dan tinggal di tempat yang jauh dari hiruk pikuk
kota jadi tidak bisa mengoperasikan komputer. Awalnya, seorang kakaknya
berbicara kepada operator warnet tersebut “tolong ajarin dia komputer, dia
tidak paham komputer” katannya. Agak heran sih, apa di kampungnya benar tidak
ada komputer? Entahlah.
Gaya
nya yang kampungan dan norak membuatnya dijadikan bahan lelucon oleh anak –anak
remaja yang sering nongkrong di sekitar warnet tersebut. Namanya bukan lagi
rezqi tapi Ijul. Entah apa alasanya. Belum puas dijadikan sebagai bahan
lelucon,Ijul sering di suruh-suruh layaknya babu. Tapi, Ijul selalu patuh dan
tak pernah berontak. Ya mungkin karena takut.
Bak
pemberontakan di medan perang. Ijul seakan tak mau lagi diremehkan. Ia bangkit
untuk tidak diinjak-injak. Ia berani untuk menolak. Akhirnya,ia berfikir untuk
merubah jalan hidupnya. “bagaimana caranya supaya aku bisa memanfaatkan waktuku
di jakarta” ujar nya. ia belajar
komputer sebisanya lewat anak bocah berumur 7 tahun. Tak ada kata malu, semua
cemooh dan hinaan karena “ndeso” ia hiraukan seperti angin lalu saja.
Semangatnya untuk berubah semakin menjadi-jadi. Ia meminta anak-anak kecil yang
sering main di warnet tersebut untuk membuatkan nya akun facebook lalu twitter.
Ini mungkin muncul karena rasa ingin tahu.
Disela-sela
si operator warnet tidak menggunakan server, ia meminjam untuk main disitu. Awalnya
di bentak , tapi entah hati si operator itu luluh untuk meminjamkanya tapi
masih dalam pengawasan. Facebook membuat dirinya “up to date”. banyak hal yang
ia dapati disana. Seperti kenalan baru atau sebagai bahan curhat ketika update
status. Meranjak dari facebook. Ia mengenal google. Banyak hal yang ia lakukan
di sana . seperti kiat-kiat meningkatkan hasil panen, cara menhindari hama, dan
juga cara untuk menjadi pribadi yang sukses.
Semua menjadi pelajaran yang sangat berharga untuknya. Banyak bekal
pengetahuan yang ia dapat lewat internet.
Akhirnya,
ia pulang kampung untuk beberapa hari. Ini menjadi misi nya untuk mengenalkan
internet di lingkunannya. Tak mudah memang, mengajari masyarakat yang belum
peka terhadap dunia globalisasi seperti internet. Harus ada kesabaran yang
extra agar mereka bisa mau tahu, mencoba, dan memanfaatkan internet.
Memang
dasar anak kampung, baru saja mengenal facebook. Setiap menit selalu update
status. Atau sekali foto langsung upload ke facebook. Untungnya mereka pakai XL
yang murah dan koneksi nya cepat. Jadi kapanpun dan dimanapun bisa selalu
update , update , dan update.
Tidak
berhenti sampai di facebook, bekal pengetahuan pertanian dan perkebunan yang ia
dapat lewat google semakin di realisasikan. Ijul juga mengajari kepada para
petani tentang cara mencari informasi dan pengetahuan tentang dunia pertanian
dan perkebunan lewat internet. Dengan tujuan untuk mengetahui kiat-kiat yang
bagus untuk sawah mereka. Tak sungkan-sungkan, jika petani tersebut buta huruf,
Ijul dengan senang hati membantunya. hasilnya, hasil pertanian dan perkebunan juga menjadi "Xlangkah lebih maju".
Slogan
yang ditempelkan di sudut-sudut jalanan bahwa “internet membuatku Xlangkah
lebih maju” membuat setiap orang menjadi penasaran lalu mencoba dan menggunakan
intenet.