aku adalah anak laki-laki dari keluarga miskin. semuanya serba sulit semuanya serba terbatas.
hari ini ayah tak pulang. ibu mungkin sangat bosan akan situasi seperti ini. aku yang baru berumur enam tahun ingin makan yang banyak agar perutku kenyang. hari ini, hanya berlaukan tempe dan ikan asin ditambah sambal yang menggugah selera . kulahap semua yang ada agar perutku kenyang, setelah aku kenyang , ibu belom juga menyendok nasi. nasi itu juga tinggal sedikit .
"ibu gak makan ?" tanyaku "ibu sudah kenyang " .... loh tak pernah kulihat ibu makan dari tadi .
kebohongan ibu yang pertama
tak terasa aku sudah menginjak bangku sekolah, setiap harinya ibu selalu menghantarkanku sampai depan kelas. menjemputku tak pernah telat. suatu hari , aku ujian. terlihat dari jendela yang berlumpur debu ibu sedang mundar-mandir sambil komat-kamit. mungkin ibu sedang berdoa untuku . setelah selesai ujian "bagaimana nang ujianmu ?" tanya ibu."bisa dong bu " jawabku. terlihat keringat yang mengguyur tubuhnya serta bibir yang kering. ibu menenteng minuman segar. " nih kamu pasti capek , ayo minum nang " tawar ibu. "tidak ah bu , untuk ibu saja . tuh lihat keringat ibu. ibu pasti capek kan ? " ibu berkata sambil tersenyum : ibu sedang tidak haus...
kebohongan ibu yang kedua
tak seperti biasanya , ibu memasak ayam yang sangat lezat. untuk keluarga ku. sewaktu aku dan adik-adiku sedang asyik memakan ayam , ibu duduk disampingku. setelah aku selesai makan , ia mencegah aku untuk membuang sisa makanan tadi. "nang... itu masih bisa dimakan, tarolah " ibu memakan sisa daging ayam yang menepel pada tulang-tulang yang aku makan tadi . aku sedih melihat ibu seperti ini . hatiku sungguh tersentuh . adiku masih menginginkan ayam bekas aku makan tadi, yah memang adiku gendut dan rakus.sisa daging ayam yang kumakan tadi memang masih banyak sisanya. tapi aku masih menyuruh biarlah ibu yang memakan nya . tetapi ibu berkata : makanlah nang , ibu tak suka makan ayam ....
kebohongan ibu yang ketiga
tak terasa waktu cepat berlalu , aku kini telah menginjak masa remaja , aku kini telah menginjak masa remaja. aku mendapat kerja yang baik. malam itu aku tak punya kemeja untuk wawancara. sampai larut malam ibu menjahit kemeja itu. terlihat matanya yang bengkak karena kantuk." ibu ayolah tidur, esok kan mau mengantarku ?" tapi ia berkata : tidurlah nang , ibu belum mengantuk ...
kebohongan ibu yang keempat
aku telah bekerja diluar kota, setiap bulan selalu aku kirimkan uang untuk ibu. tapi uang itu selalu utuh balik kepadaku. ibu selalu mengirim surat atau sekedar menelponku "jangan susah-susah , ibu masih punya uang nang "
kebohongan ibu yang kelima
kini ibu telah menginjak masa tua. aku terlalu sibuk menguruskan pekerjaan. sedangkan ayah yang jarang pulang telah meninggal karena sakit. sekarang ibu masih tetap ingin bekerja meski harus menjahit hiasan kerudung yang hasilnya jauh dari kelayakan. aku selalu mengajak ibu untuk tinggal bersamaku diluar kota . melihat kondisi ibu yang memprihatinkan. tapi ibu menolak " ibu tak bisa, ibu hanya ingin menghabiskan sisa waktu di kota ini "
kebohongan ibu yang keenam
beberapa tahun telah berlalu, ibu semakin renta... suatu hari, aku menerima kabar bahwa ibu terkena serangan jantung. segeralah aku kerumah sakit . aku melihat wajahnya yang lelah , tubuhnya yang pucat ibu menatapku penuh kerinduan . ia tersenyum padaku, lalu kucium tanganya , ku belai rambutnya dan lagi kucium keningnya . aku mulai menjatuhkan air mata disaat itu hatiku sangat terpukul,sedih,sakit rasanya melihat keadaan ibu .....meskipun terbata ibu berkata : " untuk apa nangis , ibu tak sakit "
kebohongan ibu yang ketujuh
disela akhir hayatnya ibu masih terus berbohong . berbohong untuk membuatku tegar. selama ini ibu terus menghindar,menolak dan tak bosan berbohong sekiranya untuk membuatku senang .
ibu memberikan senyuman yang ketiga untuku, dan saat itu ibu menutupkan matanya untuk yang terakhir kalinya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar