Sabtu, 18 Juni 2011

bodohnya diri

yah bodoh sangat bodoh diri ini ketika harus menghambur-hamburkan uang yang tak bisa kembali, hanya untuk hal yang bodoh pula . nanti ketika semua enyah , kau hanya bisa mengais-ngais ke iba an . menyolok-nyolok bantal yang hambir tak berupa. menyalahkan siapapun yang bisa disalahkan. mengeluh keadaan tak menerima apapun . dan seketika uang itu terbit seperti air yang keluar dari selokan, tak ada guna kau perbuat. memuaskan diri tanpa mensucikan hati . itulah kau ! masih mimpi menjadi orang kaya ? menerima slembar dari 1 juta lembar saja sudah kau khianati , apalagi satu juta lembar itu mendekap ditangan mu ? lenyap mungkin!


bodoh ketika mengalihkan kumandang adzan yang bergema dengan lembutnya , mana segala kata puitis yang kau tulis di buku harian mu? . mana setiap jemari bergoyang dalam kata-kata indah menyejukan hati ? hanya bisa berharap bukan bermimpi... kau sungguh bodoh ! betapa tidak tuhan tak benci kepada orang yang tong kosong nyaring bunyinya. berkali-kali menderita karena ulahmu masih tetap saja tak bosan akan kemirisan. buta sekali hidupmu !
pantaskah kau meminta kesuksesan besar jika hal kecil menyegarkan jiwa dan wajib perbuat menjadi bayangan semu ! hanya sekejap saja kau ! jika kau hanya sekejap saja mengiyakan perintahnya, apakah kau pun rela jika kesuksesan mu datang hanya sekejap menemani ! mau ? pasti tak mau , sudah pasti.

engkau benci dengan keterbatasan yang kau miliki, betapa tak kau lihat jika kau terbilang berjalan di goa, masih untung kau bisa berjalan . lihat setiap insan cahaya seperti dikurung rapat dalam botol gelap. tak bisa bergerak . masih ingin kau bilang bahwa engkau anak yang malang ? anak yang terbatas meraih kebebasan pinta .

engkau kesal dengan sikap pelahir mu tak bisa banyak berbuat, sungguh tak ingin jika kau tau betapa lebih terbatas nya ia . apakah mereka bisa berleha-leha ? tidak ! setiap seperdetik nya dihantui oleh bayang bayang kegagalan yang pikirnya terlambat untuk merubah. masih kau tak berterimakasih atas perjuanganya didalam goa mu ? sudah cukup nian kau seperti burung yang patah sayapnya. hanya kau yang bisa merubah setiap detik kehausan inginmu , hanya engaku pula penentu bagi setiap cita yang kau idamkan. bukan orang lain ! tetaplah menjadi besar disaat kebesaran mulai dimusuhi . rangkulah yang kecil sehingga bisa menjadi besar pula.

lupakan setiap tetesan tangis kegagalan yang kau hadapkan, lupakan masa kebisingan yang penuh dengan rasa hurap-hura ... itupun jika kau ingin kalau tak ingin teruskanlah menjadi pecundang diri sendiri . jika kau ingin menjadi buayan angan-anganmu. bahkan mati meskipun bernafas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar