Sahabat
Oleh : Renaldy Akbar
Cahaya bulan menusuk hatiku sangat dalam
Hembusan angin meresap hingga ke
tulang-tulang
Malam terasa dingin, lebih dingin
Aku meringkuk disudut-sudut
Merintih rindu akan indah persahabatan
Air mata kutahan untuk jatuh
Melihat kau memiliki sahabat baru
Sebegitu mudah kau buang aku di bantaran
Hingga kini aku tersungkur dikesunyian
Sejak lama kukira , akhirnya terjadi pula
Mengapa secepat tsunami yang melahap
daratan
Begitu cepat hingga menghabiskan isinya
Hati ini merindu
Kapan lagi kau sebut-sebut aku sahabat
Kapan lagi kau tengok aku dengan senyuman
Kapan lagi kau meminta bantuan
Kapan lagi kau cerita tentang kekasihmu
Runtuhlah aku
Melihat dan mendengar kau berdua
bersahabat
Tanpa memperdulikanku di seberang mu
Mungkin aku tidak pernah membuat
kebehagiaan sesaat
Mungkin pula aku tidak mampu membuat mu
tertawa terbahak-bahak
Atau mungkin jalan kita yang berbeda
Entahlah,
Apapun badai yang menerpa, aku tetap
kokoh berdiri
Menunggu seperti dulu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar