Minggu, 01 Juli 2012

Pengaruh Pembentukan Tujuan Hidup



Pengaruh Pembentukan Tujuan Hidup

Oleh: Renaldy Akbar

Tujuan hidup, semua orang memiliki tujuan hidup. Siapapun mereka dan bagaimanapun keadaan mereka. Tapi, kebanyakan orang salah jalan untuk mencapai tujuan hidupnya. Banyak hal yang dapat mempengaruhi tujuan hidup seseorang, yaitu faktor lingkungan sosial, desas-desus atau omongan orang banyak mengenai dirinya dan juga media masa. Disinlah peran penting sebuah konsistensi dari tujuan hidup yang sejati. Jika salah jalan, akan berakibat hilangnya tujuan hidup seseorang.

Lingkungan Sosial

       Saat kita berinteraksi dengan orang lain dalam hal tujuan hidup. Pola pikir tentang definisi tujuan hidup sangat bisa tersugestikan. Pengaruh pandangan seseorang  bisa mengubah pandangan orang lain. Saat seseorang berkomunikasi dan menyatakan pendapat-pendapatnya, otak kita berfikir dan menyimpulkan. Barulah disini diuji konsistensi dari apa yang kita yakini. Apakah kita menyimpulkan dengan mengikuti pandanganya atau kita tetap konsisten terhadap pandangan kita sendiri. Sama hal nya ketika seseorang bedialog tentang tujuan hidup, terkadang kita bisa mengikuti tujuan hidupnya atau kita tetap pada tujuan hidup kita.
       Orang tua juga sangat berpengaruh bagi  pembentukan tujuan hidup. Orang tua sering menasihati anaknya untuk menjadi orang yang sukses. Tapi terkadang orang tua mendifinisikan sukses dengan apa yang ia inginkan bukan dengan apa yang anaknya inginkan. Sayangnya kebanyakan orang menuruti apa yang orang tua inginkan. Padahal, jika kita ingin mencapai sukses dengan cara kita maka gapailah. Orang tua hanya menjadi jembatan saja. Yang menentukan adalah diri kita sendiri.bukan berarti kita tidak menuruti perkataan orang tua, akan tetapi cara menggapai suksesnya dengan cara kita sendiri tapi tujuanya yang sama.
       Selain itu, apa yang kita liat disekitar kita bisa membentuk tujuan hidup. Misalnya, ketika melihat teman yang kehidupanya lebih baik karena sudah bekerja dengan gaji yang besar, terkadang kita ter-imitasi olehnya. artinya, orang tersebut bisa mengubah pola pikir seseorang untuk dapat menjadi seperti dirinya.

Sudah saatnya mengambil tindakan yang tidak melunturkan tujuan hidup yang  diyakini. Lihatlah dengan objektif dan pertimbangkan apa yang kita lihat, apakah lingkungan sosial berdampak baik bagi hidup kita atau tidak. Selektiflah dalam menerima sugesti dari apa yang kita lihat.

Desas-desus
       
       Banyak diantara kita memutuskan sesuatu oleh karena omongan orang lain. misalnya, saat kita menjadi pengangguran saat setelah lulus SMA banyak orang menyebut kita orang gagal, lalu karena tidak mau dianggap gagal dia memutuskan untuk bekerja. Padahal masih ada yang ingin ia capai sebelum bekerja misalnya kuliah. Dari contoh tersebut menunjukan bahwa omongan orang lain menjadi nomor satu untuk menentukan jalan hidup kita. Padahal, bukan mereka yang membawa kita sukses ataupun gagal. Selama kita masih mempunyai hak untuk menentukan jalan hidup, maka jangan biarkan orang lain menutup jalan tersebut. Hidup kalian adalah milik kalian bukan orang lain. jika masih terus mengikuti arus pembicaran orang lain, jalan kita akan semakin bercabang dan tujuan hidup terasa sangat sulit untuk ditentukan. Omongan orang lain juga akan menjemput kita pada rasa penyesalan karena tidak bisa menggapai mimpi yang kita kehendaki.
       Disisi lain, desas-desus tentang diri kita juga bisa memberikan motivasi. Misalnya saat kita dicap gagal, kita seakan ingin membuktikan bahwa kita bukan orang yang gagal. Lalu kita berusaha keras untuk tidak dicap gagal. Ini bukan berarti mengikuti definisi orang lain tentang sukses ataupun gagal. Tapi, ini adalah proses pembuktian kepada orang lain tentang jalan yang kita pilih adalah jalan yang benar. Bukan proses yang mudah untuk tetap konsisten terhadap tujuan hidup seseorang. Kita harus menutup telinga dan arahkan mata dengan tujuan kita. Arti dari menutup telinga bukan menolak masukan orang lain, tapi lebih kepada memilah-milah masukan yang mana masukan tersebut tidak mengubah tujuan awal.
       Oleh karena itu, desas-desus sangat mempengaruhi tujuan hidup sesorang. Apabila kita tidak bertindak secara bijak. Desas-desus itu dapat mengantar kita ke jalan yang baik ataupun buruk.

Media masa

       Dewasa ini, setiap harinya orang menjadi penikmat media masa baik TV,radio,koran, ataupun majalah. Setiap hari pula kita melihat,mendengar atau membaca media masa. Saat itu pula, pikiran kita menjadi terbentuk. Sama halnya dengan lingkungan sosial, Ada sosok orang yang menginspirasi. Tapi, pada media masa sosok orang sangat banyak ditampilkan. Inilah yang menyebabkan tujuan hidup menjadi bercabang. Langkah yang baik adalah merangkum kesuksesan berbagai orang yang menginspirasi dan jadikan itu semua menjadi kesuksesanmu, bukan meniru kesuksesan orang lain.

       Dengan demikian, pembentukan tujuan hidup sesorang bisa tumbuh karena proses sosialisasi. Dengan berbagai faktor tersebut, pintar-pintarlah dalam merangkum dari hasil sosialisasi yang membentuk tujuan hidup seseorang. Tujuan hidup bukan lah sebuah cita-cita juga bukan sebuah profesi. Tujuan hidup adalah titik dimana kebahagiaan hidup bisa tercapai. Cita-cita dan profesi hanya bentuk sebuah pencapaian dalam hidup bukan sebuah tujuan hidup. Tapi, kemungkinan besar tujuan hidup yang sejati tercipta saat kita menggapai cita-cita dan memiliki profesi.

Maka, gapailah definisi sukses yang kalian inginkan, dan raihlah tujuan hidup yang kalian tentukan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar