Pengaruh Pembentukan Tujuan Hidup
Oleh: Renaldy Akbar
Tujuan hidup, semua orang
memiliki tujuan hidup. Siapapun mereka dan bagaimanapun keadaan mereka. Tapi,
kebanyakan orang salah jalan untuk mencapai tujuan hidupnya. Banyak hal yang
dapat mempengaruhi tujuan hidup seseorang, yaitu faktor lingkungan sosial,
desas-desus atau omongan orang banyak mengenai dirinya dan juga media masa.
Disinlah peran penting sebuah konsistensi dari tujuan hidup yang sejati. Jika
salah jalan, akan berakibat hilangnya tujuan hidup seseorang.
Lingkungan Sosial
Saat kita berinteraksi dengan orang lain dalam hal tujuan
hidup. Pola pikir tentang definisi tujuan hidup sangat bisa tersugestikan.
Pengaruh pandangan seseorang bisa
mengubah pandangan orang lain. Saat seseorang berkomunikasi dan menyatakan
pendapat-pendapatnya, otak kita berfikir dan menyimpulkan. Barulah disini diuji
konsistensi dari apa yang kita yakini. Apakah kita menyimpulkan dengan
mengikuti pandanganya atau kita tetap konsisten terhadap pandangan kita
sendiri. Sama hal nya ketika seseorang bedialog tentang tujuan hidup, terkadang
kita bisa mengikuti tujuan hidupnya atau kita tetap pada tujuan hidup kita.
Orang tua juga sangat berpengaruh bagi pembentukan tujuan hidup. Orang tua sering
menasihati anaknya untuk menjadi orang yang sukses. Tapi terkadang orang tua
mendifinisikan sukses dengan apa yang ia inginkan bukan dengan apa yang anaknya
inginkan. Sayangnya kebanyakan orang menuruti apa yang orang tua inginkan.
Padahal, jika kita ingin mencapai sukses dengan cara kita maka gapailah. Orang
tua hanya menjadi jembatan saja. Yang menentukan adalah diri kita sendiri.bukan
berarti kita tidak menuruti perkataan orang tua, akan tetapi cara menggapai
suksesnya dengan cara kita sendiri tapi tujuanya yang sama.
Selain itu, apa yang kita liat disekitar kita bisa membentuk
tujuan hidup. Misalnya, ketika melihat teman yang kehidupanya lebih baik karena
sudah bekerja dengan gaji yang besar, terkadang kita ter-imitasi olehnya. artinya,
orang tersebut bisa mengubah pola pikir seseorang untuk dapat menjadi seperti
dirinya.
Sudah saatnya mengambil tindakan yang tidak melunturkan
tujuan hidup yang diyakini. Lihatlah
dengan objektif dan pertimbangkan apa yang kita lihat, apakah lingkungan sosial
berdampak baik bagi hidup kita atau tidak. Selektiflah dalam menerima sugesti
dari apa yang kita lihat.
Desas-desus
Banyak diantara kita memutuskan sesuatu oleh karena omongan
orang lain. misalnya, saat kita menjadi pengangguran saat setelah lulus SMA
banyak orang menyebut kita orang gagal, lalu karena tidak mau dianggap gagal
dia memutuskan untuk bekerja. Padahal masih ada yang ingin ia capai sebelum
bekerja misalnya kuliah. Dari contoh tersebut menunjukan bahwa omongan orang
lain menjadi nomor satu untuk menentukan jalan hidup kita. Padahal, bukan
mereka yang membawa kita sukses ataupun gagal. Selama kita masih mempunyai hak
untuk menentukan jalan hidup, maka jangan biarkan orang lain menutup jalan
tersebut. Hidup kalian adalah milik kalian bukan orang lain. jika masih terus
mengikuti arus pembicaran orang lain, jalan kita akan semakin bercabang dan
tujuan hidup terasa sangat sulit untuk ditentukan. Omongan orang lain juga akan
menjemput kita pada rasa penyesalan karena tidak bisa menggapai mimpi yang kita
kehendaki.
Disisi lain, desas-desus tentang diri kita juga bisa
memberikan motivasi. Misalnya saat kita dicap gagal, kita seakan ingin
membuktikan bahwa kita bukan orang yang gagal. Lalu kita berusaha keras untuk
tidak dicap gagal. Ini bukan berarti mengikuti definisi orang lain tentang
sukses ataupun gagal. Tapi, ini adalah proses pembuktian kepada orang lain
tentang jalan yang kita pilih adalah jalan yang benar. Bukan proses yang mudah
untuk tetap konsisten terhadap tujuan hidup seseorang. Kita harus menutup
telinga dan arahkan mata dengan tujuan kita. Arti dari menutup telinga bukan
menolak masukan orang lain, tapi lebih kepada memilah-milah masukan yang mana
masukan tersebut tidak mengubah tujuan awal.
Oleh karena itu, desas-desus sangat mempengaruhi tujuan
hidup sesorang. Apabila kita tidak bertindak secara bijak. Desas-desus itu
dapat mengantar kita ke jalan yang baik ataupun buruk.
Media masa
Dewasa ini, setiap harinya orang menjadi penikmat media masa
baik TV,radio,koran, ataupun majalah. Setiap hari pula kita melihat,mendengar
atau membaca media masa. Saat itu pula, pikiran kita menjadi terbentuk. Sama halnya
dengan lingkungan sosial, Ada sosok orang yang menginspirasi. Tapi, pada media
masa sosok orang sangat banyak ditampilkan. Inilah yang menyebabkan tujuan
hidup menjadi bercabang. Langkah yang baik adalah merangkum kesuksesan berbagai
orang yang menginspirasi dan jadikan itu semua menjadi kesuksesanmu, bukan
meniru kesuksesan orang lain.
Dengan demikian, pembentukan tujuan hidup sesorang bisa
tumbuh karena proses sosialisasi. Dengan berbagai faktor tersebut,
pintar-pintarlah dalam merangkum dari hasil sosialisasi yang membentuk tujuan
hidup seseorang. Tujuan hidup bukan lah sebuah cita-cita juga bukan sebuah
profesi. Tujuan hidup adalah titik dimana kebahagiaan hidup bisa tercapai.
Cita-cita dan profesi hanya bentuk sebuah pencapaian dalam hidup bukan sebuah
tujuan hidup. Tapi, kemungkinan besar tujuan hidup yang sejati tercipta saat
kita menggapai cita-cita dan memiliki profesi.
Maka, gapailah definisi sukses yang kalian inginkan, dan
raihlah tujuan hidup yang kalian tentukan.